mein Geburtstag

Hari ini adalah hari ulang tahun paling produktifku seumur hidup. Beberapa hari kebelakang energi dikuras habis oleh kewajiban pekerjaan...



Hari ini adalah hari ulang tahun paling produktifku seumur hidup. Beberapa hari kebelakang energi dikuras habis oleh kewajiban pekerjaan yang menuntut aku menulis siang malam, untungnya kerja dirumah, jadi skip mandi ga jadi masalah. Alhamdulillahnya ga sampe skip makan karna sadar masih menyusui dan ada suami yang dengan ikhlas hati nyuapin istrinya yang bentukannya udah ga wajar lagi.


Pengennya pekerjaan bisa selesai sebelum hari H ulang tahun dengan harapan bisa bebas jalan-jalan sama suami dan anak-anak, Qadarullah pekerjaannya "dipaksa-paksain" selesai 30 menit sebelum pergantian waktu ke hari berikutnya.

Beberapa hari sebelum ulang tahunku kali ini, aku berkali-kali berfikir ulang apa saja yang sudah aku lakukan dan aku raih. Kok rasa-rasanya belum menghasilkan apa-apa ? Beberapa tahun yang lalu punya resolusi besar kepingin banget sudah dapet gelar Doktor di usiaku yang sekarang. Realitanya ? mendaftar sekolah doktoral pun belum kumulai.

Berulang kali penyesalan dan kegalauan itu kusampaikan pada suamiku, dia cuma tersenyum sambil menunjuk kedua anak kami. Betul, diusiaku saat ini aku sudah punya mereka, hal paling indah yang pernah aku ucapkan dalam lantunan doa. Allah memang sebaik-baik maha pengatur.

Kembali lagi ke topik awal, Hari ini mati-matian aku berusaha menyelesaikan urusan pekerjaanku, bukan semata-mata karna ini adalah kewajiban yang harus selesaikan, tapi karna semangat dan dukungan maha dahsyat yang suamiku berikan. Ia yang sampai kurang tidur, sibuk membantuku menyelesaikan pekerjaanku sampai cukup menguras waktunya, dan menghandle anak-anak disaat seharusnya ia bisa beristirahat hanya karena ibunya anak-anak tersebut sibuk menyelesaikan paper penelitian, kebetulan saat weekend pengasuh mereka libur bekerja. Hari ini mulai dari mandiin, ngasih makan, menidurkan, sampai menjaga mereka berdua seharian semuanya Ia lakukan sendiri. Sedangkan aku hanya membantu sesekali seperti menyiapkan bubur bayi si adik dan menggendong kakak yang sepertinya protes ibunya sibuk sendiri. Beberapa hari sebelumnya pun suami melakukan hal yang sama, mensupportku dan menemaniku semata-mata agar aku dapat dengan leluasa menyelesaikan pekerjaanku, membuatku merasa dicintai dan berarti. Ia memang selalu seperti itu, karena supportnya yang luar biasalah saat ini semangatku seperti terbakar. Aku harus produktif, harus maju kedepan.

suami tercintaku sedang menimang anak kedua kami, sementara si sulung sibuk main mobilan di lantai kamar
Bila bukan karena dia, aku tidak akan berusaha sekuat ini untuk membanggakannya. Semoga Allah Subhanahuwata'ala tidak mengecewakan suamiku. Bila nanti rezekiku menyandang gelar guru besar, itu karena Allah mengirimkan bantuannya lewat suamiku.

Hari ulang tahun kali ini memang berbeda, tapi bahagiaku jelas sekali terasa. Terima kasih kepada Allah telah menganugrahkan karunia yang begitu besar untukku. Anak-anak yang sehat dan pintar, suami paling supportive di dunia, dan segala nikmat yang Allah beri kepadaku secara cuma-cuma.

Semoga pekerjaan yang telah kuselesaikan bisa memberikan hasil yang optimal, karena paling tidak aku sudah melakukan yang terbaik sebisaku.

Terima kasih Allah dan Selamat ulang tahun, mitha !






You Might Also Like

0 komentar