setengah hari mengeksplore Bangka selatan

Beberapa waktu lalu, aku dan suami berkesempatan jalan-jalan ke Toboali, Bangka selatan. Karena cuma setengah hari dan ternyata jarak sa...


Beberapa waktu lalu, aku dan suami berkesempatan jalan-jalan ke Toboali, Bangka selatan. Karena cuma setengah hari dan ternyata jarak satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya cukup jauh, jadi tempat yang kami kunjungi terbatas banget. Tapi kami tetap bersyukur akhirnya bisa bertamsya ke ujung selatan pulau bangka ini. Makasih banyak suami, yang selalu berusaha nyenengin dan nurutin mau istrinya.

Walaupun di pulau bangka ini ga ada mall, bioskop cuma 1 yang letaknya di pinggir kota Pangkal pinang, Alhamdulillahnya kami ga pernah kehabisan hiburan. Apa karena aku dan suami kurang suka nonton bioskop, yah ? yang jelas hiburan berupa wisata alam yang disajikan pulau ini ga habis-habis untuk di explore.

Jarak Pangkal pinang ke Toboali itu cukup jauh, 124 km. Aku dan suami berangkat dari rumah jam 10 pagi. hujan yang turun terus menerus membuat aliran sungai deras sekali, bahkan di daerah Koba, ada jembatan yang airnya udah mengalir masuk ke badan jalan karena debit air yang udah bener-bener tinggi. Oleh warga sekitar, di pinggir jalan di taro karung yang di isi pasir, gunanya untuk menahan air agar ga masuk ke jalan. Tapi sayangnya ga begitu membantu. Sumpah, aku takut banget, takutnya nanti pas jalan pulang ternyata jembatannya udah putus. Padahal kata suami satu-satunya akses cuma jalan tersebut. Duh..

Waktu udah menunjukkan pukul 12 siang ketika kami sampai di Toboali. Sebelum ke tempat wisata, kami mampir dulu di restoran seketemunya sambil nunggu Adzan Dzuhur. Alhamdulillah, ada Restoran Warjo, jadi makanlah kami disini sambil mengecharge batere hp sambil melihat tempat wisata mana yang paling terdekat untuk dikunjungi terlebih dahulu dan sholat dzuhur di Masjid dekat restoran ini.

Ternyataaa oh ternyataaa.. Pantai-pantai cantik itu jaraknya masih jauh dari tengah kota Toboali, lebih dari 35 km an lagi. Pasangan renta ini udah encok duluan :( suamiku bahkan nyetir udah sambil nguap-nguap karena emang pemandangannya monoton sepanjang perjalanan. Jadi kami putuskan untuk mengunjungi tempat wisata yang terdekat aja.

Benteng Toboali
Benteng ini merupakan peninggalan masa penjajahan kolonial. Aku sangat ingin berkunjung kesini dengan harapan bisa menggali banyak informasi sejarah ditempat ini. Sayang sungguh sayang, yang ada cuma ada reruntuhan bangunan tanpa adanya informasi apapun. Padahal kalo dapet perhatian lebih, Benteng Toboali ini bisa jadi destinasi wisata yang sangat bagus, selain karena lokasinya yang strategis juga karena dari atas ini kita bisa melihat lautan lepas yang indah banget.

Sekedar informasi aja, Benteng ini dibangun pada tahun 1825. Ditangga depan Benteng ini ada semacam monumen yang terbuat dari rudal jaman kolonial Belanda. Konon pada awalnya benteng ini digunakan untuk melindungi kota dan pertambangan timah dari serangan laut. Sungguh sayang yang tersisa sekarang cuma reruntuhan bangunan yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat.

Karena banyak sekali nyamuk dan sepi sekali karena pengunjungnya cuma kami berdua saat itu, jadi kami memutuskan untuk ga terlalu lama berada disana, karena emang ga ada lagi yang bisa dilihat selain reruntuhan bangunan, kemudian kami segera bergegegas untuk ke tempat wisata selanjutnya yang letaknya ga terlalu jauh.







Pantai Batu Kodok
Ada cerita lucu ketika kami mau ke pantai ini. Karena Aplikasi Waze ga mendetect secara jelas dimana lokasi pantai ini berada, membuat kami harus turun dan bertanya pada beberapa warga sekitar. Dan berakhir dengan nyasar hampir 1 jam, huft. Padahal ternyata lokasinya gampang banget di akses, dari benteng toboali belok kiri terus lurus ajaaa.. Ya namanya juga pengalaman yah..

Kenapa disebut pantai batu kodok ? karena salah satu batu di pantai ini bentuknya menyerupai kodok. Se simple itu memang nama pantai di bangka, Pantai Tapak Hantu di Bangka Tengah pun sama, nama pantainya terinspirasi dari adanya satu bentuk ceklukan unik menyerupai telapak kaki manusia di batu granitnya.

Lokasi pantai ini terbilang dekat dari Benteng toboali, cuma 1.8 km aja..Suasana pantainya cukup rame dengan masyarakat sekitar yang tamasya bersama keluarga. Seperti pantai-pantai di pulau bangka pada umumnya, ga ada tiket yang perlu di bayar kecuali biaya parkir aja.

Banyak aktifitas masyarakat yang bisa kita lihat disini, ada yang sedang memancing, membetulkan perahu secara berkelompok, permainan mandi bola sederhana untuk anak-anak, dan bagi yang pengen karaoke disini disediakan tempat karaoke sederhana lengkap dengan sound systemnya. Cukup membayar 3000 rupiah kalian udah bisa menyumbangkan sebuah lagi #asik !. Tapi perlu di perhatikan sepertinya ga semua lagu tersedia, mengingat ini adalah karaoke rakyat jadi lagu-lagi yang tersedia sudah pasti kebanyakan dangdut dan lagu pop lawas.





ada yang mau karaoke ?





Kalo mancingnya di atas batu besar begini, aku juga mauuu..


Pantai Batu Perahu
Tepat disebelah pantai batu kodok, ada pantai lain yang bernama pantai batu perahu. Pantai ini dijadikan dermaga bagi banyak nelayan untuk beristirahat setelah mencari ikan di laut. Karena banyak perahu yang menepi ini lah mungkin membuat pantai ini dinamakan pantia batu perahu.

Pantai batu perahu dan batu kodok dipisahkan oleh batuan granit raksasa. Dari sela-sela bebatuan ini lah akses terbaik menuju pantai ini bisa kita lalui. Jadi kendaraan bisa kita parkir di areal batu kodok dimana lahan parkirnya cukup luas. Sedangkan kalo di batu perahu agak sulit menaruh kendaraan karena banyaknya aktifitas nelayan disana, selain itu juga karena banyaknya perahu yang bersandar, pemandangannya jadi tak terlihat. Tapi kalo kamu masuk ke pantai ini dari arah batu kodok, dijamin pemangannya jauh lebih bagus.

Aku selalu sedih setiap ngeliat ada  bekas coretantangan orang-orang ga bertanggung jawab di  batu-batu alam. Buat apa coba ? selain ga bisa dibersihin dan merusak pemandangan, manfaat dari nulis-nulis nama pake pilox itu emangnya apa sih ?




disebelah sana ada pantai batu kodok



kepada mbak mitha yang dimaksud disini, plis jangan mau sama cowo yang suka ngerusak alam


Danau kaolin, Air bara -Koba
Diperjalanan pulang ke rumah, aku dan suami mampir dulu ke danau kaolin yang fenomenal itu. Danau ini udah jadi salah satu destinasi wisata utama liburan ke Bangka, kayanya ada yang kurang kalo ga mampir kesini. Perjalananku ke Bangka selatan kali ini juga salah satunya karena aku pengen banget main kesini lagi. Sebetulnya aku sudah pernah kesini 1 tahun yang lalu. Tapi karena pas berkunjung waktu itu aku dalam kondisi patah hati karena besoknya mau kuret (dan ternyata berakhir dengan operasi besar) jadi saat itu aku benar-benar ga menikmati perjalanan.

Jarak dari Toboali ke Desa air bara ini sekitar 57 km. Dan dari jalan utama kalian harus masuk lagi ke dalam sekitar 3 km dengan jalan yang berlobang dan becek banget. Semoga kedepannya akses masuk kesini dapet perhatian lebih dari pemerintah kabupaten dan provinsi, mengingat danau ini sudah jadi destinasi wisata andalan kepulauan Bangka Belitung.

Karena medannya yang sulit dan berlobang, disarankan buat kalian yang mau main kesini jangan menggunakan mobil kecil seperti sedan yah, bisa-bisa nyangkut. Buat yang lagi hamil juga jangan, karena goncangan di perjalannnya cukup bahaya.

Untuk menikmati birunya danau ini, kalian ga perlu mengeluarkan biaya sepeserpun baik karcis ataupun parkir. Karena emang sebenarnya danau ini adalah kolong bekas penambangan. Walaupun cantik sekali dilihat dari dekat, tapi akan sangat miris kalo dilihat dari udara. Nanti kalo kalian main ke Bangka, saat mau mendarat coba liat ke bawah. Banyak banget kolong-kolong sisa penambangan yang tersebar seantero pulau. Miris banget. Makanya banyak yang menanggap ini bukan danau, tapi kolong yang terlihat seperti surga dari bawah, tapi seperti neraka dari udara.

Airnya yang begitu biru bikin siapapun pengen nyebur, dipikiran tuh pasti rasanya seger banget. Eh, tapi jangan salah.. Air danau ini sangat berbahaya bila terkena kulit, karena mengandung logam berat sisa penambangan seperti Timah hitam, Zinc, bahkan arsenik. Sangat tidak baik untuk kesehatan. Makanya banyak himbauan untuk ga berenang di dalam sini, tapi sayangnya himbauan itu hanya berupa berita di sosial media, di Danau ini ga ada sama sekali penghalang dan tulisan larangan berenang. Hal ini membuat anak-anak kecil bebas lalu lalang menyeburkan diri ke dalam sini.

Aku pernah liat ada pengunjung yang mencoba menyelupkan kaki di pinggir danau, endapan putih di dasarnya langsung naik ke atas, keruh seketika. Ternyata emang air kolam ini ga jernih sebenarnya, tapi karena terlalu banyak bahan kimia membuat airnya memberikan warna biru yang sangat cantik. Indah tapi berbahaya.

Danau kaolin di Air bara memiliki dua buah danau bersebelahan dengan warna yang berbeda, satu biru dan satu hijau muda. Yang biru ukurannya relatif lebih besar, sedangkan danau hijau lebih kecil dan airnya lebih sedikit.



perhatikan endapan di dasar airnya


Kebetulan sekali waktu itu kami bertemu dengan tetangga di rumah kami yang lama, karena hari sudah sangat sore dan mereka kesini menggunakan motor, kami tawarkan untuk ikut mobil kami. Alhamdulillah hari itu bisa bersilaturahim dengan teman lama sambil berwisata.

Walaupun tempat wisata yang bisa kami kunjungi cuma sedikit, Alhamdulillah bisa menginjakkan kaki di ujung selatan pulau Bangka. Terima kasih Allah SWT untuk kesempatannya. Ga sabar mau menjelah sisi pulau bangka yang lain.

Catatan kecil :
Sebenarnya ada lagi pantai yang dekat dengan kota toboali, namanya Pantai Nek aji tapi karena hari sudah terlalu sore jadi kami tidak sempat mampir kesana. Mungkin bisa jadi referensi untuk kalian yang mau berwisata ke Bangka selatan. Oya, karena jarak antar tempat wisata relatif jauh, aku sarankan kalian berangkat pagi supaya bisa menjelajah semuanya atau akan lebih baik bila mencari penginapan di Toboali kota.

You Might Also Like

1 komentar

  1. mantappp ntee... besok kami akan eksplor Basel... thanks infonya

    ReplyDelete