Short Getaway : Banjarmasin - Kalimantan Selatan

Ketika tau akan tugas ke Banjarmasin bulan September tahun lalu (plis deh mit, postingan lo latepost mulu), suami langsung bersemangat...



Ketika tau akan tugas ke Banjarmasin bulan September tahun lalu (plis deh mit, postingan lo latepost mulu), suami langsung bersemangat dan memesan tiket untukku juga. Kesempatan ke Kalimantan, kan, ga selalu datang. Jadilah suami yang perjalanan dinas mesti boyong istrinya yang 'di dinasin' sama uang pribadinya, hehehe.

Sejujurnya tidak terlalu banyak yang kami lakukan di Banjar mengingat ini adalah perjalanan dinas, disamping itu karena ketika berada disana kami mendapat kabar buruk, nenekku tercinta berpulang. Jadi ketika berita kepergiaan nenekku datang, tidak ada yang ingin kami lakukan segera selain pulang ke Palembang. Jadi disini aku akan cerita seadanya aja ya :) Maafkan kalo ga terstruktur..

Pesawat kami berangkat dari Bangka pukul 9 pagi, transit di jakarta sekitar 2 jam lalu dijadwalkan lanjut terbang ke Banjarbaru jam 2 siang yang kemudian ternyata di delay sampe jam 4 sore. Sembari menunggu waktu terbang, aku membunuh waktu dengan membaca buku favoritku, 693 km Jejak Gerilya Sudirman yang benar-benar membiusku, hebat sekali buku ini.

Penerbangan ke Banjarbaru di sertai dengan kabut asap tebal yang menyerang hampir seluruh penjuru Nusantara saat itu. Kebetulan sekali, Kalimantan Selatan termasuk wilayah dengan kabut asap terparah. Sesampainya kami di Bandara Syamsudin Noor, kami langsung bergegas mencari mushola terdeket. Belum juga dapet sholat magrib, di Banjarbaru udah isya aja. Hidung dan Tenggorokan udah mulai terasa panas karena kabut asap tebal, bahaya ini kalo dibiarkan.

Setelah jemputan datang, kami di antar ke Q Mall Banjarbaru untuk membeli cemilan dan masker. Sebelum pulang ke hotel, kami mencoba kuliner khas Banjarmasin Mie Bancir di Tugu Simpang Empat BanjarBaru. Karena sudah terlalu lelah, kami memutuskan untuk segera beristirahat di hotel mengingat besok suami ada urusan kantor pagi-pagi sekali.

Tugu simpang empat banjar

Kami menginap di Hotel Banjar Permai, setelah urusan suami selesai, barulah kami sempatkan sedikit waktu untuk jalan-jalan di kota Banjarmasin. Oleh temannya suami, kami di ajak jalan-jalan ke daerah Kuin utara tepatnya ke Tepian Sungai Kuin. Sebenernya jarak dari hotel ke kuin utara cukup jauh juga, sekitar 40 km. Sayangnya, karena hari sudah terlalu sore, kami memutuskan untuk ga nyebrang untuk ngunjungi Pasar muara kuin yang terkenal itu. Lain kali yaaa insya Allah :)

Baca juga : Review Hotel Banjar Permai

Senja di tepian sungai kuin

Tepat di tepi sungai ini, ada Masjid Bersejarah Sultan Suriansyah (Masjid Kuin), Masjid ini merupakan masjid tertua di Banjarmasin yang di bangun oleh Sultan Suriansyah (1526-1550), yang merupakan Raja Banjar pertama yang memeluk agama islam. Aku bersyukur banget bisa menumpang sholat di masjid bersejarah ini, bangunan gedung yang masih asli dan kokoh membuat masjid ini indah dan menarik sekali. Ditambah suasana yang sejuk membuat ingin berlama-lama di dalamnya.




Karena Bulan September bertepatan dengan hari jadi kota Banjarmasin, kebetulan sekali saat itu sedang berlangsung semacam festival dan lomba kapal hias di Sungai Martapura. Sebelum pulang ke hotel, kami menyempatkan untuk singgah sebentar disana.



Banyak sekali berbagai macam makanan, oleh-oleh khas banjar, hingga pakaian yang dijual disini. Bahkan ada perlombaan band juga. Yang paling menarik adalah, adanya pasar terapung yang menjual berbagai macam keperluan dapur, buah-buahan dan makanan khas banjar yang aku belum pernah lihat sebelumnya. Lumayan mengobati rasa penasaran karena ga sempat berkunjung ke Pasar terapung di muara sungai kuin.





Di pagi hari setelahnya, kami memutuskan untuk pindah hotel. Kali ini pilihan kami adalah hotel Q Grand Dafam Syariah di pusat kota banjarbaru. Buat yang penasaran dengan hotel ini, bisa dibaca di reviewku di post sebelumnya.

Baca : Review Hotel Q Grand Dafam Syariah (Banjarbaru)

Hari ini kami memutuskan untuk membeli sedikit oleh-oleh untuk keluarga di Palembang dan beberapa teman dekat suami di kantor. Maka pergilah kami ke pasar di dekat Alun-alun Ratu Zalecha.Alhamdulillah disini cukup lengkap. Mulai dari baju, makanan, kalung khas banjar, sampe batu akik. Suami juga beli batu akik pesanan om nya, sayangnya karena ga ngerti tentang batu akik, jadilah beli dengan random aja. Ga tau dah itu batu namanya apaan dan bagus apa engga sebenernya HAHAHA.

Sebelum belanja, kami isi perut dulu di kios makanan di samping pasar ini. Karena banjar ini masih kental melayunya, dan termasuk daerah yang memiliki banyak sungai, makanan khas mereka relati mirip dengan palembang. Mereka punya tempoyak dan berbagai macam kuliner berbahan utama ikan Patin, ikan sungai favoritku. Sampe hari ini, aku selalu ngiler setiap melihat foto ikan patin bakar ukuran jumbo yang aku makan di pasar banjar waktu itu. Pengen lagih x(



makanan suami, sayangnya suami kurang suka karena rasanya tawar

Setelah kenyang, kami mulai perburuan mencari oleh - oleh. Untuk ibu, mama, dan saudara-saudara perempuanku, aku belikan oleh-oleh di Toko oleh-oleh Kalimantan's. Harganya murah dan variatif banget, cantik-cantik pula. Bisa-bisa kalap dan ga jadi beliin orang rumah kalo ga inget-inget, hehe.


Malam itu kami sempatkan untuk berkunjung lagi di Alun-alun ratu zalecha, menikmati malam terakhir kami di Kalimantan selatan. Dengan harapan besok bisa pulang dengan selamat ke Palembang, karena mengingat kami sudah beberapa hari tidak bisa memajukan penerbangan karean kabut asap terlalu tebal.


Terima kasih banyak Banjar, semoga suatu saat bisa main lagi kesini dengan suasana hati dan kesempatan yang lebih baik. Aamiin..

Baca juga :
Hotel di Banjar Baru

You Might Also Like

0 komentar